Horror Vision !!!
Senin, 27 Desember 2010
Malevolent Creation
Malevolent Creation merupakan salah satu pionir utama death metal yang berasal dari daerah Buffalo, New York. Namun di tahun 1988 band ini pindah ke daerah Florida dan mulai menjadi satu band utama di scene death metal lokal. Debut album mereka dirilis oleh Roadrunner Records dengan titel The Ten Commandments yang diyakini sebagai salah satu rilisan utama berkembangnya musik death metal.
Awalnya band ini dibentuk oleh mantan gitaris RESTHAVEN Phil Fasciana dan vokalis Brett Hoffmann di tahun 1987 yang berikutnya mengajak John Rubin sebagi gitaris kedua dan Mark Van Erp sebagai bassis serta Mark Simpson sebagai drummer. Mereka memulainya dengan merilis satu demo di tahun 1989 yang berisi tiga lagu, Injected Sufferage, Epileptic Seizure dan Violent Offspring. Demo ini sangat terbatas dan hanya direkam di 100 kaset. Di tahun 1990 mereka kembali merilis satu demo yang membawa mereka melakukan kontrak dengan label Roadracer Records
Rilisan awal yang beredar di tahun 1990, 'The Ten Commandments' menjadi awal tonggak utama mereka meraih popularitas meski harus dibayar mahal dengan keluarnya John Rubin dan Mark Van Erp yang kemudian digantikan oleh Jeff Juszkiewicz dan Jason Blachowicz.
Belum lama bergabung, di tahun 1991 giliran gitaris Jeff Juszkiewicz yang dikeluarkan dari band ini, padahal ketika itu mereka tengah melakukan tur di wilayah Amerika dan sebagai pengganti sementara, gitaris Monstrosity, John Rubin yang juga mantan personil band ini pun direkrut.
Di tahun 1992, album kedua dirilis dengan titel 'Retribution' yang kembali direkam di Studio Morrisound dengan bantuan Scott Burns sebagai enjiner. Selain itu band ini juga mendapat bantuan dari gitaris dan drummer Solstice, Rob Barret dan Alex Marquez untuk menyelesaikan proses rekaman.
Setahun kemudian album ketiga dirilis dengan titel 'Stillborn' yang kali ini mantan gitaris mereka, Jon Rubin memiliki kontribusi besar. Di sela-sela tur mendukung penjualan album baru, Malevolent Creation juga melakukan split album dengan tiga band lainnya yakni Cancer, Exhorder dan Suffocation yang diedarkan oleh Restless Records. Di tahun 1994, Phil Fasciana dan Rob Barret membentuk satu band projekan dengan nama Hateplow. Mereka juga mengajak Larry Hawke sebagai drummer.
Di tahun 1985 band ini keluar dari Roadrunner Records dan setahun kemudian album baru dirilis via Pavement dengan titel Eternal yang uniknya sang vokalis Brett Hoffman justru tidak terlibat dalam proses rekaman. Hoffman tengah disibukkan dengan projekannya menjadi vokalis untuk band death metal Swiss, Silent Death dan sebagai pengganti vokal ada bassis Jason Blachowicz. Sedangkan sebagai drummer ketika itu ditanggungjawabi oleh mantan drummer Disgorged dan Suffocation, Dave Culross.
Di tahun 1997 mereka merilis satu album "The Best Of" yang dikompilasikan dari rilisan-rilisan lama termasuk pengkoveran lagu 'Raining Blood' yang sejatinya milik band thrash metal, Slayer. Album ini dinamai dengan Joe Black dan dirilis oleh Pavement Records.
Masih di tahun 1997, komposisi personil kembali berubah menyusul bergabungnya drummer Derek Roddy menggantikan "Crazy" Larry Hawke yang meninggal secara tragis dalam peristiwa kebakaran di rumahnya sendiri. Derek Roddy sendiri belakangan juga dikenal sebagai salah satu drummer Nile. Dan di tahun ini juga mereka merilis album penuh kelima yang kali ini dinamai dengan 'In Cold Blood' yang juga dirilis oleh Pavement.
Setahun kemudian, album keenam dirilis dengan titel 'The Fine Art of Murder' ditandai dengan kembalinya sang vokalis asli, Brett Hoffman. Di album ini punggawa Malevolent Creation ada vokalis Brett Hoffman, gitaris Phil Fasciana dan Rob Barret, bassis Gordon Simms dan drummer Dave Culross. Sementara itu personil-personil lama mereka, gitaris John Paul Soars dan drummer Derrek Roddy berkonspirasi membentuk band baru dengan nama Divine Empire. Yang paling sibuk mungkin adalah John Soars yang juga bertanggung jawab menjaga eksitensi Solstice, Burner dan Wynjara pada saat itu.
Di tahun 2000 drummer Dave Culross terlibat projek menjadi drummer untuk band death metal Incantion untuk merilis album 'Infernal Storm'. Dan disaat yang sama pula bersama Phil Fasciana dan Rob Barrett, band projekan mereka, Hateplow pun merilis album yang kemudian dinamai dengan 'The Only Law Is Survival' yang hebatnya di saat yang bersamaan pula di tahun tersebut Malevolent Creation juga merilis album baru bertitel 'Envenomed' beberapa bulan setelah rilisan album 'The Best Of' kedua mereka beredar.
Untuk menunjukkan kesan bahwa tidak ada persaingan terselubung antara Malevolent Creation dan band projekan Hateplow, di bulan Februari 2001 kedua band ini melakukan tur bersama ke wilayah Eropa yang justru sekembalinya dari tur membuat sang vokalis Brett Hoffman terpaksa dipolisikan akibat satu kasus kekerasan yang dilakukannya ketika itu. Padahal Malevolent Creation dijadwalkan untuk merilis album baru dan akhirnya 'The Will To Kill' beredar di tahun 2002 dengan bantuan vokalis Hateplow, Kyle Symons. Kondisi yang juga tidak berbeda dengan apa yang dialami oleh bassis mereka, Jason Blachowicz yang juga dipenjarakan akibat kasus pemukulan pada vokalis wanita Wykked Wytch. Posisi kosong Jason diisi oleh Gordon Simms.
Demi menjaga eksitensi dan mendukung penjualan album baru, Malevolent Creation terlibat tur besar 'No Mercy' melintasi Eropa medio Maret dan April 2002 yang juga diisi oleh Vader, Catastrophic, Destroyer 666, Hypocrisy, Disbelief, Immortal dan Obscenity. Khusus untuk konser mereka di Polandia, band ini berbagi panggung utama dengan Vomitory dan Septic Flesh.
Selain itu, untuk mendukung penjualan album 'The Will To Kill', band ini melakukan tur di wilayah Amerika bersama Cannibal Corpse dan di awal tahun 2003 melakukan tur bersama Bloodlet, Reflux, Dead To Fall, Between The Buried And Me dan juga Deeds Of Flesh.
Pada April 2003, band ini kembali diundang ke Eropa namun mereka datang tanpa membawa drummer Dave Culross melainkan dengan drummer Nile, Tony Laureano untuk tampil di "No Mercy" yang waktu itu juga menampilkan Testament, Marduk, Die Apokalyptischen Reiter, Death Angel, Pro-Pain, Darkane, Nuclear Assault dan Callenish Circle. Dan disaat yang bersamaan pula, Brett Hoffman dan Dave Culross dikonfirmasi berpartisipasi pada album tribute untuk band lawas Death yang diprakarsai James Murphy.
Pertengahan tahun 2004 album baru dirilis dengan titel 'Warkult' yang diedarkan oleh Nuclear Blast yang juga ditandai dengan kembalinya drummer Dave Culross. Album ini direkam di Studio Liquid Ghost di daerah Boca Raton, Florida yang juga berisi satu pengkoveran lagu 'Jack The Ripper' yang sejatinya milik band Australia, Hobb's Angel Of Death.
Di tahun 2004 pula sejumlah tur dan event utama di Eropa menghadirkan Malevolent Creation sebagai band utama, diantaranya tampil untuk Rock Hard, With Full Force dan Up From The Ground di Jerman, Skeleton Bash di Austria, Fury Fest di Prancis, Graspop Metal Meeting di Belgia dan Rock the Nations di Istanbul Turki.
Oktober 2004 gitaris Phil Fascina dan mantan drummer band ini, Gus Rios bergabung sebagai anggaota tambahan untuk band power metal, Apocalypse Rising yang juga diisi oleh Alex Marquez dan Dennis Munoz. Semenetara itu di awal tahun 2005, vokalis Brett Hoffmann keluar dari bui dan membentuk band baru bertipikal deathcore, Down The Drain yang juga masih aktif bersama Hoffmann hingga sekarang. Di pertengahan tahun 2005 Malevolent Creation melakukan sejumlah tur bersama Origin, Divine Empire dan band deathcore Animosity dan pada bulan September mereka tampil di Puerto Rico yang didukung oleh Inflamatory dan Sepulchral sebagai band pembuka lokal. Di tahun ini juga mereka kembali kehilangan personil. Gitaris Rob Barret memilih keluar dari band untuk bergabung bersama Cannibal Corpse dan bassis Gordon Simms keluar dengan alasan yang kurang jelas. Kedua orang ini kemudian digantikan dengan mantan-mantan anggota band ini sendiri, yakni gitaris John Rubin dan bassis Jason Blachowicz.
Awal tahun 2006, band ini kembali ke Eropa dan melakukan beberapa konser bersama Bolt Thrower, Nightrage dan Necrophagist sekaligus bersuka cita dengan kembalinya sang vokalis asli Brett Hoffmann ke band ini. Selain itu mereka juga melakukan sejumlah konser bersama Carpathian Forest, Rotting Christ, Harm, Incantation dan Neuraxis.
Di tahun 2007 Malevolent Creation merilis album paling terbaru mereka dengan titel 'Doomsday X' yang di Amerika beredar mulai Januari. Di album ini gitaris Slipknot Mike Thomson turut memberi kontribusi di lagu Deliver My Enemy. Album baru ini direkam di Studio Mercury Recording di Florida yang dienjinering oleh Gus Rios.
Album baru mereka tersebut diisi oleh vokalis Brett Hoffmann, gitaris Jon Rubin dan Phil Fasciana, bassis Jason Blachowicz dan drummer Dave Culross. Dan album ini juga beredar di Indonesia lewat CSA Records yang merilisnya secara resmi pada pertengahan 2008.
Dan untuk pertama kalinya pula Malevolent Creation tampil di Indonesia di dua kota yakni tanggal 21 Maret 2009 di Surabaya dan 22 Maret 2009 di Jakarta yang dibuka oleh band death metal Bandung, Forgotten.
Siksa Kubur
The latest installment from SiksaKubur (English: After-death Torment), Eye Cry, as follow up the triumphs of "Back for Vengeance" and "The Carnage" has been polished with technically blazing instrumental mastery and professional recording quality. We were blown away with their excellent skills as well as neat studio efforts to create high quality metal records. This is a must have album for those demands brilliantly cruel guitar/drum/bass works along with powerful gritty thrash metal voices packaged into well produced recording.Album: Eye CryBand: SiksaKuburLabel: Rottrevore Records Track Listing:1. Renounce Me2. Destitusi Menuju Mati3. I am The Worst4. Dunia Menjerat5. Reborn for Destination6. Pasukan Jiwa Terbelakang7. Terlahir Sampah8. Parade Luka9. Evil Beside Us10. 180898 BackgroundSiksaKubur has been around since 1996 with the first direction praising early Sepultura. As the time goes the band carry on the journey with various subgenres experimentation including death metal, grindcore and such brutal stuff. After Japra, the throaty voices joined, SiksaKubur has redefined their sound signature as wicked mixtures of thrash metal badass voice and technical death metal offering twisting melodies and ear-rupturing complex drumworks analogous to Sceptic, Sympathy, All Shall Perish, Psycroptic and alike. MusicianshipOne of attractive offering this band has is the vocal quality performed by Japra. He's voices reminiscent of Max Cavalera from Soulfly/early Sepultura. The powerful words of thrash metal pattern as well as English pronunciation (in some English songs) erupted from his throat are comparable to world class performer. The founder of the band, Gorust, man I couldn't imagine how busy he do it behind the drumkits. The dissimilarity is the king. He constantly changes the drum pattern in almost every few bars of the song with different powerful steady snare punch, double-toms hits pattern and cymbals arrangement swabs with wicked irregular tempos and stable double bass drum kicks without losing the energy in the whole songs. Certainly he's the principal brute to keep the song rhythm in its track. The guitar sound of choice shows the maturity of SiksaKubur guitarist, Andre, to present audience pleasing distortion tones without excessive nor too low level matched perfectly with his skill and mastery of he's instrument to perform acrobatic low string tunes with bunch of palm-muting and artificial harmonics in between. He's blatantly melodic harmonic solos and spicy sound effect on some songs undoubtedly established SiksaKubur as one of excellent technical death metal band around. I couldn't be happier listening to this record where the bass sound was so awesome. All the low rumble tones produced from thunderous bass guitar axe played by Yudi were heard and felt. The bass player performance was rapid and precise yet defined clearly as counterpart of the song grooves build by other members. SongwritingHonestly I was a bit skeptical when hearing the opening part of the first track, Renounce Me, which incorporating female choir voices and keyboards as the intro. Ah, this must be Scandinavian black/speed metal again. Nope! It's only the intro. And what happened next was blasting brutal grooves guaranteed to punch your eardrums with metal vibes through the veins with enjoyable metal tunes performed equally well between four member of the band. The songwriting capabilities demonstrated by SiksaKubur is exceptional. Heavy distorted guitar riff accompanied by quick response bass lines and chaotic drumworks build song pattern that is so dynamic and exciting. Every song structured more than three melodious and vicious metal patterns style within. Interesting parts such as the solo executed well using clean amp setting on "I am The Worst" as well as the classic harmonic bass and guitar intro on "Pasukan Jiwa Terbelakang" which also incorporating classic metal solos with classy bent guitar tailing sound. A stereo panning of guitar break on "Reborn for Destination" is another big plus. ProductionTo us, this is indie label production with professional recording quality. The low and high tones are balanced. Noise floor is virtually absent. The guitar and bass sound are adequate with plenty of gain without clipping or crackling. The drum snare/toms punching with intense energy as booming as double bass drum kicks. The only minor glitch is the noise produced as the short tail of guitar ringing part after "Renounce Me" intro; it could be from distortion box or amp model. Nevertheless, you might not find that to be disturbing on your common stereo system. If I could state personal taste here, the hi-hat and cymbals could be crispier, but that might be sound of choice of the band and sound engineer to prefer dark percussions character. Thanks to Yuda-recording engineer, Dadi Bir-mixing engineer, and all the people in K studio and Dialog mastering studio, we could hear what the metal should sounded from an indie label band. SummarySkillful musicianship and dazzling technical mastery wrapped with quality production. What are you waiting for? Go download the samples to convince the shit we've spoken. Better yet, run down nearest distros or contact Rottrevore Records to torture your soul to get orgasmic listening pleasure with this graveyard tormentor.
DeadSquad
Gerombolan Pasukan Mati yang sering disebut sebagai all star Death Metal group ini dan terdiri dari : DANIEL – Vocals STEVIE ITEM – Guitars COKI BOLLEMEYER – Guitars BONSQUAD – Bass ANDYAN GORUST – Drums ini, kalau tidak ada halangan di bulan September ini , tepatnya tgl 10-09-09 akan menggempur scene Metal Bali di Hard Rock café Bali, dan sebagai pemanasan berikut sekilas obrolan antara 19-21Balicorpsegrinder (BCG) dengan Deadsquad (DS) yang diwakili oleh sang bassis Bonny Sidharta (aka. Bonsquad) mulai dari kesibukan mereka sampai dengan ketidaksabarannya mereka untuk segera main di Bali.
BCG : Lagi sibuk ngapain sekarang anak-anak DS?
DS : Macem-macem sih..Coki masih sibuk tour promo sama Netral, Tepi biasa manggung sama Andra&The backbone, Andyan sibuk ngurusin toko onlinenya sekalian urusan merch DS, Daniel masih ngurus-ngurus skripsi dan gue (Bonsquad) kesibukan hari-hari dikantor....paling sekali-sekali ketemu buat latihan
BCG : Kami dengar di bulan sept ini kalian akan menggempur scene metal bali, apakah ini acara promo tour atau ada undangan khusus??
DS : Yoi bro...doain mudah-mudahan ga’ ada hambatan...undangan dari salah satu EO disana kebetulan bikin event buat DS disana
BCG : Sebagaimana antusias kalian bisa akan maen di Bali?
DS : Wah...Gila...anak-anak semua udah ga’ sabar buat maen di Bali...mungkin karena waktu itu kita sempat hampir maen disana..cuman krna satu dan lain hal akhirnya gabisa main dan digantikan sama Dead Vertical
BCG : Seberapa jauh kalian mengenal scene metal Bali ?
DS : Yang gue denger kalo dari scene metalnya lagi mulai bangun lagi disana,laporan dari bapak iblis ( Funeral Inception) setelah maen disana...hehehe...dan hal ini yg bikin kita makin semangat buat main di depan para metalhead Bali!!
( BCG: oya .. Funeral Inception yang satu lebel dengan DS dalam Rottrevore Recs. ini telah sukses memporak-porandakan scene Metal Bali lewat hajatan Forum Musik Komplikasi #7 yang diadakan oleh 19-21 Balicorpsegrinder di Peanuts club Kuta tgl 13-6-09)
BCG : Oya,,sedikit kilas balik ke belakang
BCG : Bisa ceritain dikit sejarah DS sampai formasi terkhir sekarang ?
DS :…Hmmm....singkat aja yah...awalnya gw bertiga sama Tepi dan Adyan...lalu Prisa dan Babal masuk...jalan beberapa lama...Prisa dan Babal terpaksa dikembalikan ke jalan yg benar...setelah audisi beberapa orang lalu masuklah 2 iblis..Daniel dan Coki...hahahah....dan buat gw pribadi ini formasi yg paling solid...mudah-mudahan bisa awet dan bisa bikin musik yg lebih gila dari yg sebelumnya...
BCG : Bisa certain dikit proses album Horor vision? Hingga bisa lounching barengan dengan acara Lamb of God, dan bagaimana kesannya??
DS : Proses pembuatan bener-benar intens...karena kita produksi album ini ga sampe 2 (dua) bulan dari mulai take metronome sampai jadi master...bener-benar ga’ dikasih nafas lah...smua total disitu...dan mungkin salahsatu faktornya ya Lamb Of God itu,bgitu dapet tawaran untuk membuka LOG akhirnya itu jadi salahcsatu trigger buat kita untuk segera bergerak untuk produksi album..untuk sebagian org mungkin ngliatnya agak terlalu dipaksakan.,..tapi gw ngliatnya beda....kita bisa bikin album bagus dengan waktu pembuatan yg lebih longgar dan ga terburu-buru seperti ini dan mungkin dengan budget yg lebih terencana...tapi ada satu hal yg ga bisa dibayar/dibeli/digantikan dengan apapun...MOMEN!!...yeap..buat kita itu momen yg bener-benar bagus untuk rilis album...disaat kita resmi rilis..kita bisa main didepan ribuan metalhead,kita ga perlu susah2 promo...karna promo dari event itu pun udah gila2an,otomatis efeknya kebawa untuk DEADSQUAD dari segi promosi dan yg lebih penting album kita udah siap disaat itu juga....dan kesan2nya...."that was the best show...EVER!!!! hahahaha
BCG : Siapa yg banyak berperan dalam penciptaan liryc lagu? Dan kebanyakan lagu tsb bercerita tentang apa ( atau ada visi misi kusus dalam liryc2 lagus tsb)? Dan lagu yg mana paling berkesan bagi kalian, serta alasannya?
DS :Lyric lagu semua itu bagiannya Daniel...macem-macem sih ceritanya...lebih banyak ke kritik tatanan sosoal yg udah mendarah daging khususnya yg ada di Indonesia...yah yg simple2 aja lah...Seperti knapa harus ada kolom agama di tanda2 pengenal,knapa kita diharuskan memeluk agama yg sudah ditentukan ... padahal kepercayaan itu kan bukan sesuatu yg harus dipaksakan ....kl lagu yg paling berkesan buat gw bingung lah jawabnya....tapi ada satu yg mungkin berkesan buat Daniel...Serm,on Of Deception...dia baru nulis lagu itu bener2 di studio, sebelum take vocal ...hehehehe
BCG : Untuk gender music yg kalian maenkan , kalian lebih merasa maen di jalur Death metal?Metal core? Atau teknikal deathmetal? Atau kalian punya nama gender tersendiri ?
DS : Basicly kita ada (dan pengen terus ada) di jalur Deathmetal...kalo ada yg bilang technical deathmetal...sah2 aja...itu cuman pengembangan dari deathmetal itu sendiri...gw dan anak2 masih mau tetep eksplor sejauh mungkin tapi tetep ada benang merahnya...yaitu Deathmetal!!!
BCG : Setelah keluar album tsb scene metal mana saja di nusantara ini sdh pernah dijajah? Dan di gig mana yg paling berkesan buat kalian? Alasannya?
DS :So far masih tetep mayoritas kita main di Jakarta..(masih terus nunggu panggilan dari EO2 di daerah2 lain!! hahahaha) ...kalo luar kota baru Semarang..dan responnya keren...dan gw yakin di Bali nanti juga pasti ga kalah sinting!!
BCG : Setelah sukses menjadi pembuka Lamb of God, apakah sdh ada tawaran manggung di LN termasuk tawaran dari lebel LN? dimana dan bagaimana perkembangan tawaran tsb??
DS :Hahahah..Blom ada kalo tawaran manggung diluar negri..tapi kalo tawaran kerjasama dengan salah satu label luar ada...tapi kita blom bisa sebut namanya..masih dalam tahap negosiasi soalnya...hehehe
BCG : Terakhir apa ada pesan kusus utk Band dan scene metal Bali ??
DS : Yang jelas kita semua dari DEADSQUAD bener-bener ga’ sabar untuk main disana.....Gak ada yang lebih Hebat dari ...BIR,PANTAI dan DEATHMETAL !!!!
..\m/
Sucker Head
Sucker Head
Biography Berawal pada tahun 1987 saat secara tidak sengaja terbentuk sebuah komunitas penggemar musik metal di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan Metro Pondok Indah. Di sinilah setiap malam minggu digelar acara konser kecil-kecilan yang dikelola secara bergantian oleh masing-masing band. Berjalan sekitar 2 tahun, semakin besar komunitas ini sampai keluar Jakarta, bahkan gaungnya sampai keluar negeri dan semakin banyak pula band-band metal terbentuk dan bergabung disini, salah satunya adalah Sucker Head.
Adalah Irfan Sembiring (gitar), Krisna J Sadrach (bass) dan Yaya Wacked (vokal) pada tahun 1989 telah bersepakat untuk membentuk Sucker Head dengan merekrut Nano (gitar) dan Doddy (drum). Nama Sucker Head sendiri diambil dari tulisan merk dagang sebuah kotak korek api batang cap koin, tulisan aslinya adalah ‘SAKERHETS-TANDSTICKOR’. Line up pertama ini sangat terpengaruh pada Kreator, sebuah grup thrash metal asal Jerman.
Akhir 1990, Yaya Wacked keluar karena alasan manajemen dan bersolo karier, demikian pula dengan Doddy yang sibuk urusan sekolah. Seorang drummer baru pun direkrut, Alfredo menggantikan posisi Doddy, sedangkan di posisi vokal dirangkap sendiri oleh Irfan sambil tetap memainkan gitarnya.
2nd Line up (Januari 1991): Irfan Sembiring (gitar/vokal), Nano (gitar), Krisna J. Sadrach (bas) dan Alfredo (drum).
Tahun 1992 adalah saatnya Sucker Head mulai membuat lagu-lagu sendiri untuk mencoba bikin album. Ternyata semakin banyak lagu terkumpul, semakin terasa bahwa Irfan mempunyai idealisme yang berbeda yang tidak bisa diterima oleh 3 anggota lainnya. Akhirnya Irfan mengundurkan diri dan membentuk Rotor.
Posisi Irfan digantikan oleh Untung, sorang gitaris thrash asal Cimahi, Bandung.
3rd line up: Krisna J. Sadrach (bas/vokal), Nano (gitar), Untung (gitar) dan Alfredo (drum).
Awal 1994 Sucker Head mulai lagi meneruskan membuat lagu untuk melengkapi materi album pertama, namun kembali terhambat oleh Alfredo yang waktu itu masih belajar di SMA. Keputusan cepat pun diambil dengan menonaktifkan Alfredo dan merekrut drummer baru Robin Hutagaol yang waktu itu masih main di Grausig.
Tahun 1995 Sucker Head mendapat deal dengan label Aquarius Musikindo untuk merilis album pertama “The Head Sucker” dengan line up: Krisna J. Sadrach (bas/vokal), Nano (gitar), Untung (gitar) dan Robin Hutagaol (drum).
Album perdana ini ternyata mendapat sambutan yang baik sehingga pihak label pun melanjutkan kontrak band ini untuk merilis album-album selanjutnya.
Tahun 1996, album ke 2 “Manic Depressive” dirilis dengan formasi line up yang sama.
Tahun 1998 pada saat workshop untuk pembuatan album ke-3, Robin mengundurkan diri dan membentuk Brain The Machine sehingga workshop dan rekaman pun dilanjutkan dengan drummer baru Bakar Bufthaim yang pada saat itu baru keluar dari Rotor. Sebenarnya Bakar bukan orang baru buat Sucker Head, karena sebelumnya posisi dia adalah back up drummer apabila Robin berhalangan, dan dia juga sempat mengisi drum 1 lagu di album “The Head Sucker”. Album ke 3 “Paranatural” akhirnya dirilis berbarengan dengan dimulainya neraka krisis moneter di Indonesia. Album ini juga dirilis di Malaysia di bawah label Pony Canyon.
Line up: Krisna J. Sadrach (bas/vokal), Nano (gitar), Untung (gitar) dan Bakar Bufthaim (drum).
Tahun 1999, dalam rangka memperingati 10 tahun berdirinya Sucker Head, maka dirilislah album ke 4 “10 th Agresi” yang isinya adalah kompilasi lagu-lagu dari 3 album terdahulu ditambah 3 lagu baru dengan konsep yang lebih segar.
Tahun 2003 para personil Sucker Head kembali mengadakan workshop untuk mencari konsep baru dalam membuat lagu-lagu dengan musik yang lebih modern namun tetap ekstrim.
Dengan berbekal studi banding pada waktu konser selama tahun 2002 dan ditutup dengan tour Monster of Rock 2002 di Jawa Tengah, maka dirancanglah album ke 5 dengan konsep lagu yang ‘heavy groove & tight metal’.
Februari 2004 Sucker Head diminta sebagai grup pembuka untuk konser internasional sebuah band dari Jerman “Helloween Indonesia Tour 2004”. Desember 2004 album ke 5 ‘Hipertensi’ dirilis.
Discography : 1995 - album “The Head Sucker” 1996 - album “Manic Depressive” 1997 - kompilasi “Hits Of The Year 4” 1998 - album “Paranatural” 1999 - album “10 th Agresi” 2003 - kompilasi “Strip Hitam” 2004 - album “Hipertensi”
Rabu, 15 Desember 2010
Nirvana
Nirvana adalah nama sebuah grup band dari kota Aberdeen, Washington, Amerika Serikat, kemudian akhirnya mereka mendapatkan kesuksesan di kota Seattle, Amerika Serikat, yang terkenal dengan aliran musik grunge, atau yang dikenal juga dengan Seattle Sound. Band ini memiliki banyak pengikut atau fans setia di Indonesia, terutama dalam komunitas musik underground.
Nirvana mulai digemari, dan dikenal oleh dunia sejak dirilisnya album mereka yang berjudul Nevermind, dengan single yang dijagokan yaitu Smells Like Teen Spirit, single ini membuat mereka mendapatkan tropi The Best Alternative/Rock Band dan sempat menduduki tangga nada pertama di Billboard Amerika. Nirvana terdiri dari Krist Novoselic, Kurt Cobain, Dave Grohl, band ini bubar setelah Kurt Cobain bunuh diri pada tahun 1994.
- Album Studio
- Album Konser
- MTV Unplugged in New York (1994)
- From the Muddy Banks of the Wishkah (1996)
- Live at Reading (2009)
- Album Kompilasi
- Incesticide (1992)
- Nirvana (best of album) (2002)
- With the Lights Out (rareities box set) (2004)
- Sliver: The Best of the Box (2005)
S.O.A.D
System Of A Down adalah sebuah band rock dari Los Angeles, Amerika Serikat. Band ini juga populer di Indonesia.
Keempat anggota band System of a Down merupakan keturunan etnis Armenia. Tankian dan Dolmayan lahir di Libanon.
Lagu-lagu mereka terutama terkenal selain gayanya yang inovatif, dengan sentuhan musik Armenia. Selain itu isinya juga berisikan ide, pandangan-pandangan,dan apa yang mereka rasakan. Serj Tankian sebagai anggota yang cukup menonjol, memaparkan ide-ide politiknya dalam lagu-lagu SOAD. Mulai dari kampanye rekonisi terhadap Genosida Armenia oleh pemerintah Turki yang terus mereka usung, hingga masalah sosial-politik seperti konsumerisme, perang, globalisasi, lingkungan, dan kekerasan. Selain itu, mereka menulis lagu tentang perubahan atau transformasi pemikiran mereka.
Kompas pernah menulis artikel tentang band ini dengan judul "Band Keras Anti Kekerasan". Pemikiran Serj cukup di pengaruhi oleh pengamat politik kiri AS Noam Chomsky. Serj Tankian bersama Tom Morello mantan gitaris Rage Against The Machine mendirikan LSM Politik dengan nama Axis of Justice (nama LSM ini merupakan plesetan sarkastis dari salah satu pidato Presiden AS yang menyebut 3 negara sebagai Axis of Evil).
Gaya musik
System of a Down memiliki sangat banyak gaya musik antara lain: nu metal,experimental, dan alternative metalHiatus atau Bubar?
Setelah mengeluarkan double album, Mesmerize dan Hypnotize, Band ini menyatakan diri hiatus (berpisah untuk waktu yang tidak ditentukan). Mereka memutuskan untuk melanjutkan hidup dan mejalani proyek masing-masing.Anggota- Serj Tankian - vokalis dan kibor
- Daron Malakian - gitaris dan vokal
- Shavo Odadjian - basis
- John Dolmayan - drum
Diskografi
Album
- System of a Down (30 Juni 1998) #124 AS
- Toxicity (4 September 2001) #1 AS, #13 Britania
- Steal This Album! (26 November 2002) #15 AS, #56 Britania
- Mezmerize (17 Mei 2005) #1 AS, #2 Britania
- Hypnotize (11 September 2005)
Single
- "Sugar" dari System of a Down (1998)
- "Suite-Pee" dari System of a Down (1998)
- "Spiders" dari System of a Down (1999)
- "War?" dari System of a Down (2000)
- "Chop Suey!" dari Toxicity (2001) #76 AS, #17 Britania
- "Toxicity" dari Toxicity (2002) #70 AS, #25 Britania
- "Aerials" dari Toxicity (2002) #55 AS, #34 Britania
- "Psycho" dari Toxicity (2002)
- "Innervision" dari Steal This Album! (2002)
- "Boom!" dari Steal This Album! (2003)
- "I-E-A-I-A-I-O" dari Steal This Album! (2003)
- "B.Y.O.B." dari Mezmerize (2005) #27 AS
Video klip
- "Sugar" dari System of a Down (1998)
- "Spiders" dari System of a Down (1999)
- "War?" dari System of a Down (2000)
- "Metro" dari "soundtrack Dracula 2000" (circa 2000)
- "Chop Suey!" dari Toxicity (2001)
- "Aerials" dari Toxicity (2002)
- "Toxicity" dari Toxicity (2002)
- "Boom!" dari Steal This Album! (2003)
- "B.Y.O.B." dari Mezmerize (2005)
Sattan
Di dalam kekristenan
Kata Satan (dengan huruf besar) hanya digunakan dua kali di dalam Alkitab Terjemahan Baru (Wahyu 12:9, 20:2) untuk akar kata Yunani Satanas yang diterjemahkan menjadi "Iblis" di 34 tempat yang lain di Alkitab.[1] Oleh karena itu sinonim "Satan" yang terdekat di dalam bahasa Indonesia adalah "Iblis".Lucifer dan Beelzebul adalah dua nama lain yang disebut di dalam Alkitab yang seringkali dikaitkan dengan Satan. Nama "Lucifer" di dalam teologi Kristen diidentifikasikan dengan "putera Fajar" di dalam Yesaya 14:12 yang dikaitkan dengan "pemfitnah" dalam bagian lain di Perjanjian Lama. Beelzebub atau Beelzebub adalah nama dewa orang Filistin (lebih tepatnya sejenis Baal, dari kata Ba‘al Zebûb, yang artinya "Dewa Lalat") dan juga digunakan di Perjanjian Baru sebagai sinonim untuk Satan.
Selain itu Satan juga digambarkan sebagai ular dan naga (ular naga) dan banyak lagi. Di dalam kisah Kejadian, Satan diidentifikasikan sebagai ular yang membujuk Hawa untuk memakan Buah Pengetahuan yang Baik dan yang Benar. Wahyu 20:2 menyebut bahwa "si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan."
Sepultura
Sepultura (Portuguese for "grave"[1]) is a Brazilian heavy metal band from Belo Horizonte, formed in 1984.[2] The band was a major force in the death metal, thrash metal and ultimately groove metal realms during the late 1980s and early 1990s,[3] with their later experiments melding nu metal,[4] hardcore punk, industrial music and extreme metal.[5][6]
Sepultura have released eleven studio albums so far, the latest being A-Lex (2009). Their most successful records are Arise (1991),[7] Chaos A.D. (1993), and Roots (1996).[8] Sepultura has sold over 30 million units in the USA,[9] gaining multiple gold and platinum records across the globe, including in countries as diverse as France,[10][11] Australia,[12] Indonesia,[13] United States,[14] Cyprus[15] and their native Brazil.[16]
History
Sepultura was formed in 1984 in Belo Horizonte, the capital city of Minas Gerais, Brazil.[2] The band was founded by teen brothers Max and Igor Cavalera, the impoverished sons of Vânia, a model, and Graciliano, a well-to-do Italian diplomat whose fatal heart attack left his family in financial ruin.[17] Graciliano's death deeply affected his sons, inspiring them to form a band after Max heard the album Black Sabbath Vol. 4 the very same day.[18] They chose the band name Sepultura, the Portuguese word for "grave," when Max translated the lyrics of the Motörhead song "Dancing on Your Grave".[1]The brothers' early influences included Led Zeppelin, Black Sabbath and Deep Purple, and the popular heavy metal and hard rock artists of the early 1980s, such as Van Halen, Iron Maiden, Motörhead, AC/DC, Judas Priest and Ozzy Osbourne.[2] They would travel to a record shop in São Paulo that mixed tapes of the latest records by American bands.[19] Their listening habits changed dramatically after being introduced to Venom. As Igor Cavalera put it:
“ | I remember the first time I listened to Venom, it was on a friend's borrowed tape. It was similar to Motörhead, only a lot heavier. I remember someone saying: it's the devil's Motörhead! After we got acquainted with Venom, we stopped listening to Iron Maiden and all that lighter stuff.[20] | ” |
After several early membership changes, Sepultura established a stable lineup of Max on guitar, Igor on drums, vocalist Wagner Lamounier, and bassist Paulo Jr..[22] Lamounier departed in March 1985 after disagreements with the band, and moved on to become the leader of the pioneering Brazilian black metal band Sarcófago. After his departure, Max took over the vocal duties. Jairo Guedes was invited to join the band as lead guitarist.[23]
Bestial Devastation and Morbid Visions (1984–1986)
After about a year of performing, Sepultura signed to Cogumelo Records in 1985. Later that year, they released Bestial Devastation, a shared EP with fellow Brazilian band Overdose. It was self-produced and recorded in just two days. The band recorded their first debut full-length album, Morbid Visions, in August 1986. It contained their first hit, "Troops of Doom," which gained some media attention. The band then decided to relocate to the larger city of São Paulo.[24] It was initially released in the United States on New Renaissance Records, a record label owned by singer Ann Boleyn.[citation needed]Schizophrenia, Beneath the Remains and Arise (1987–1992)
In early 1987, Jairo Guedes quit the band after losing interest in playing death metal. Jairo was replaced by São Paulo-based guitarist Andreas Kisser,[25] and they released their second studio album, Schizophrenia, in 1987. The album reflected a stylistic change towards a more thrash metal-oriented sound, while still keeping the death metal elements of Morbid Visions. Schizophrenia was an improvement in production and performance, and became a minor critical sensation across Europe and America as a much sought-after import. The band sent tapes to America that made radio playlists at a time when they were struggling to book gigs because club owners were afraid to book them due to their style.[19] The band gained attention from Roadrunner Records who signed them and released Schizophrenia internationally before seeing the band perform in person.[24][26]The band's third studio album, Beneath the Remains, was released in 1989. The album was recorded in a rustic studio in Rio de Janeiro while the band communicated through translators with the American producer Scott Burns.[19] It was an immediate success and became known in thrash metal circles as a classic on the order of Slayer's Reign in Blood.[26] It is hailed by Terrorizer magazine as one of the all-time top 20 thrash metal albums,[27] as well as a gaining a place in their all-time top 40 death metal records.[28] Allmusic gave the album 4.5 stars out of 5 and said, "The complete absence of filler here makes this one of the most essential death/thrash metal albums of all time."[29] A long European and American tour furthered the band's reputation, despite the fact that they were still very limited English speakers. Their first US show was held on October 31, 1989 at the Ritz in New York City, opening for Danish heavy metal band King Diamond. The band filmed its first video for the single "Inner Self".
In January 1989 Sepultura played for more than 100,000 people at the Rock in Rio II festival. The band relocated from their native Brazil to Phoenix, Arizona in 1990, obtained new management, and recorded the album Arise at Morrisound Studios in Tampa, Florida.[19] By the time the album was released in 1991, the band become one of the most critically praised thrash/death metal bands of the time. The first single "Dead Embryonic Cells" was a success, and the title track gained additional attention when its video was banned by MTV America due to its apocalyptic religious imagery. The album was critically acclaimed and their first to chart on the Billboard 200, reaching #119.[30]
Max Cavalera married the band's manager, Gloria Bujnowski, during this period.[24] In 1992, Sepultura was part of two major tours: Helmet/Ministry and Alice in Chains/Ozzy Osbourne. Reflecting on their past in Brazil at the time, Max Cavalera said "Traveling on trains. Getting beat up by cops. Sleeping behind the stage. It's part of growing up. It's part of the nature of this stuff. If you don't have that kind of background, you can't be a band like us."[19]
Chaos A.D. and Roots (1993–1996)
Sepultura's fifth album, Chaos A.D., was released in 1993. It saw a departure from their death/thrash metal style,[31] adding elements of industrial and hardcore punk.[5] In its review of the album, Allmusic gave it 4.5 stars out of 5 and wrote that, "Chaos A.D. ranks as one of the greatest heavy metal albums of all time."[32] In 1994, Max and Igor, aided by Alex Newport of Fudge Tunnel, released an even more industrial-oriented album, Point Blank, under the group name Nailbomb. The group performed only one full live gig, and the performance was released as Proud to Commit Commercial Suicide. The band also played selected tracks live on Sepultura's 1994 tour with Fudge Tunnel as guests.[citation needed]Sepultura's departure from death and thrash metal continued with their sixth album, Roots, which was released in 1996. On this album the band experimented with elements of the music of Brazil's indigenous peoples, and adopted a slower, down-tuned sound. The album was hailed as a modern day heavy metal classic. Allmusic gave it 4.5 stars out of 5 and said, "Roots consolidates Sepultura's position as perhaps the most distinctive, original heavy metal band of the 1990s."[33]
Departure of Max Cavalera (1996–1997)
In 1996, Sepultura played on the Castle Donington Monsters of Rock main stage alongside Ozzy Osbourne, Paradise Lost, Type O Negative, Biohazard and Fear Factory. The band was suddenly a three-piece with Andreas Kisser taking over on lead vocals, after Max Cavalera left the concert site earlier in the day upon learning of the murder of his stepson Dana Wells. Meanwhile, just after the release of Roots the band decided to fire their manager Gloria Bujnowski, who was Max's wife and Dana's mother. These events resulted in Max's departure from the band. For many years, the true reasons behind his departure remained unknown.[34] Max ultimately left the band after a performance at Brixton Academy in England on December 16, 1996, and later formed a new band, Soulfly. The remaining members of Sepultura announced that they would continue with a new lead vocalist.In an interview with Faceculture in 2010, Max Cavelera claimed that he left Sepultura because Andreas Kisser's wife attempted to arrange Dana Wells's funeral before Max and his wife Gloria Bujnowski could return home from England. When the band later decided to fire Bujnowski as manager, Max offered to allow Kisser and Paolo Jr. to be managed by someone else, while he and Igor would retain Bujnowski as their manager, but Kisser rejected the plan. Max claimed in the interview that he regrets these events but a reunion is unlikely due to lingering disputes between himself and Kisser.[35]
Against, Nation and Roorback (1998–2005)
Sepultura chose American singer Derrick Green from Cleveland, Ohio as their new front man. The first album with the new lineup was Against, which was released in 1998. The album was critically and commercially less successful than previous albums, and also sold considerably fewer copies than the debut album by Max Cavalera's new band Soulfly.[7][36] Allmusic gave the album 3 stars out of 5, stating that "...there are enough flashes of the old Sepultura brilliance to suggest that great things are still to come."The band's eighth album, Nation, released in 2001, sold poorly. It would be their last studio album with Roadrunner Records. Allmusic gave the album 3 stars out of 5 and said, "As Green scrapes the lining of his vocal chords through the brash, impassioned tracks, he's singing about more than just 'one nation, Sepulnation'; he's suggesting something bigger, something worth shouting about and fighting for." In an interview, Derrick Green said about the album, "Every song will be related to the idea of building this nation. We will have our own flags, our own anthem."[37] A recording of Max Cavalera's last live show with Sepultura, titled Under A Pale Grey Sky, was released in 2002 by Roadrunner Records, against the wishes of the band.
After recording Revolusongs, an EP of covers in 2002, the band released their ninth studio album, Roorback, in 2003. Despite receiving greater critical acclaim than its predecessors, sales remained low. It was their first album with SPV Records. Allmusic gave the album 4 stars out of 5 and said, "...if there are still any lingering doubts about the Green/Sepultura match, 2003's excellent Roorback should put them to rest for good. Green is passionate and focused throughout the album — he has no problem going that extra mile — and the writing is consistently strong."[38] In 2005, the band played in Dubai for the annual Dubai Desert Rock Festival. In November of that year, a live double DVD/double CD package, Live in São Paulo, was released. This was the first live album from the band, but it is not considered "official" because it was not endorsed by the band.[citation needed].
Dante XXI and A-Lex (2006–2010)

Sepultura in Poland.
In a 2007 interview with Revolver Magazine, Max Cavalera stated that he and Igor would reunite with the original Sepultura lineup. There were also rumors that the reunited line up would play on the main stage at Ozzfest 2007. However, this was denied by Kisser and the proposed reunion did not occur.[40] Instead, Igor Cavalera left the band after the release of Dante XXI. He was replaced by Brazilian drummer Jean Dolabella.
Sepultura released the album A-Lex on 26 January 2009. This was the first Sepultura album to include neither of the Cavalera brothers, with bassist Paolo Jr. as the sole remaining member from the band's debut album. A-Lex is a concept album based on the book A Clockwork Orange. The album was recorded at Trama Studios in São Paulo, Brazil, with producer Stanley Soares. Allmusic gave the album 4 stars out of 5 and said, "Personnel changes can have a very negative effect on a band, but Sepultura have maintained their vitality all these years — and that vitality is alive and well on the superb A-Lex."[41]
The band was one of the featured musical guests at the Latin Grammy Awards of 2008 on November 13. They performed a cover of "The Girl from Ipanema", and "We've Lost You" from the album A-Lex.[42] The 9th annual Latin Grammy Awards ceremony was held at the Toyota Center in Houston, Texas and aired on Univision.[43] Sepultura supported Metallica on January 30 and January 31, 2010 at Morumbi Stadium in São Paulo, Brazil. The two concerts were attended by 100,000 people.[44] The band is planning to film a concert DVD in 2010.[45] Sepultura played at Kucukciftlik Park, Istanbul, on April 27th, 2010. On August 8th 2010 visited the UK to play at the Hevy Music Festival near Folkestone.Future
On July 6, 2010, it was announced that Sepultura have signed a deal with Nuclear Blast Records, and will release their first album for the label in 2011.[46] According to guitarist Andreas Kisser, the band has already started writing new material and will be prepared to go into the studio at the end of 2010.[47][48] Roy Z (Judas Priest, Halford, Iron Maiden's Bruce Dickinson, Helloween) will be the producer for the new album.[49]
Musical style
MTV has called Sepultura the most successful Brazilian heavy metal band in history and "perhaps the most important heavy metal band of the '90s".[24] In 1993, one reporter wrote that the band played "machine-gun-tempo mayhem" but that the members "love to attack organized religion and repressive government".[19]Sepultura's music has been described as death metal,[7][50][24][51][52][53][54] thrash metal,[24][55][54][53] groove metal,[56][57] alternative metal,[58] black metal,[59] doom metal,[60] and speed metal.[61] The group have been credited for setting the blueprints for metalcore and nu metal.[24]
Band members
- Current
- Derrick Green – lead vocals, occasional rhythm guitar (1997–present)
- Andreas Kisser – lead guitar, backing vocals (1987–present)
- Paulo Jr. – bass (1984–present)
- Jean Dolabella – drums, percussion (2006–present)
- Former
- Jairo Guedes – lead guitar (1984–1987)
- Max Cavalera – lead vocals, rhythm guitar (1985–1996), lead guitar (1983–1985)
- Igor Cavalera – drums, percussion (1983–2006)
- Wagner Lamounier – vocals (1984–1985)
Langganan:
Postingan (Atom)